Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Menjadi Biogas

Palm Oil Mill Effluent / POME yang mengalami penguraian dengan kondisi sedikit oksigen maupun banyak oksigen disebut juga dengan kondisi anaerob yang akan menghasilkan biogas kelapa sawit. Dengan di produksinya biogas tersebut, maka POME bisa dikendalikan serta tidak akan mengalami dampak buruk untuk lingkungan. Terutama terhadap lingkungan sekitar di tempat POME berada. POME tersebut dihasilkan melalui tiga proses yang terjadi pada produksi kelapa sawit, diantaranya strelisasi TBS / Tandan Buah Segar, penjernihan Crude Palm Oil dan Pemerasan Tandan Kosong.

 

Palm Oil Mill Effluent terhadap minyak kelapa sawit yang baru dihasilkan dari salah satu proses tersebut masih pada kondisi panas. Suhu POME ada di kisaran 60 derajat Celsius hingga suhu 80 derajat Celsius. Dengan memiliki pH bersifat asam kuat yaitu di pH 3,3 – pH 4,6. Secara fisik, POME ini bisa dikenali dari warna yang kecoklatan serta mengandung sejumlah padatan, minyak, lemak, dengan memiliki kadar COD serta BOD yang tinggi. Hingga POME tersebut sedapat mungkin diolah dahulu supaya kadar COD serta BOD berdasarkan dengan baku mutu pada saat akan di buang ke sungai atau sebaiknya limbah utama sawit ini digunakan untuk biogas dari limbah kelapa sawit. Soal kadar COD dan BOD diperbolehkan untuk dapat di buang ke sungai, maka di atur oleh Keputusan Meneg LH, Nomor 51 Tahun 1995, yaitu tentang kadar COD 350 mg /l dan kadar BOD 100 mg/l.

Pengolahan Limbah Kelapa Sawit Berdasarkan Baku Mutu untuk POME

Sebelum membahas tentang biogas dari limbah kelapa sawit, sebaiknya terlebih dahulu menyimak mengenai pengolahan POME. Pengolahan POME terhadap pabrik sawit harus menyiapkan kolam. Bukan sembarangan kolam dibuat, melainkan terdapat empat model kolam diperlukan untuk pengolahan POME dengan aman serta berdasarkan dengan buku mutu. Diantaranya :

  • Kolam yang pertama yaitu “Fait Pit” / kolam lemak.
  • Kolam yang kedua yaitu “Cooling Pond” / kolam pendingin.
  • Kolam ketiga yaitu “Anaerobic Pond” / kolam aerobic.
  • Kolam yang terbuka untuk dapat mengolah POME yang dinilai mmepunyai segi pengelolaan lebih ekonomis.

Namun kendalanya yaitu membutuhkan lahan luas untuk membuat kolam pada saat POME dihasilkan oleh pabrik minyak sawit semakin banyak jumlahnya. Karena itu, altrenatif paling bijak dengan jumlah POME semakin banyak yaitu dengan cara membuat biogas berasal dari limbah kelapa sawit.

Biogas berasal dari TKKS ,ada biogas dari tandan kelapa sawit yang telah kita ketahui TKKS yaitu dari pabrik kelapa sawit. Pada umumnya, cara pengolahan limbah padat kelapa sawit tersebut diolah dari tandan kosong kelapa sawit ini dengan menggunakan metode dengan nama ‘dry fermentation’. Metode yang satu ini dipilih karena melihat komponen dari tandan kosong kelapa sawit tinggi dengan memiliki serat. Kandungan sellulosa tandan kosong kelapa sawit sekitar 41% hingga 33% dan kandungan lignin sekitar 27% hingga 32%.

Biogas Dari Limbah Kelapa Sawit

Biogas berasal dari limbah kelapa sawit maupun dikenal dengan POME yang dihasilkan dengan bantuan bakteri asidognik dan metanogenik. Biogas dihasilkan mempunyai sifat mudah terbakar, tidak mempunyai bau, dan tidak mempunyai warna. Tetapi, pada pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai biogas untuk pembakaran, misalnya LPG atau Gas LPG, pada saat api sedang menyala, warna dihasilkan yaitu biru. Biogas dimanfaatkan untuk pembakaran layaknya gas LPG, maka efisiensi pembakarannya dengan angka 60% dengan memiliki kalori sebesar 20 MJ/Nm3. Sehingga salah satu manfaat dari cara pengolahan limbah kelapa sawit menjadi biogas dari limbah sawit yaitu untuk sekelas gas LPG untuk membantu nyala api.

Kandungan Biogas POME

Biogas yang dihasilkan POME ini mempunyai kandungan yang banyak. Terdapat delapan unsur kandungan yang ada pada komposisi biogas POME. Kandungan biogas ada unsur gas metana dengan memiliki konsentrasi 50% hingga 70%. Unsur gas karbon dioksida dengan memiliki konsentrasi sekitar 25% hingga 45%. Unsur uap air 2% hingga 7%. Unsur gas oksigen, nitrogen, serta hydrogen sulfide memiliki konsentrasi pada kisaran <2%. Dan unsur gas ammonia serta hydrogen konsentrasinya kisaran <1%. Kandungan tersebut rata-rata setiap saat pabrik memproduksi pengolahan limbah padat kelapa sawit, maka dapat dihasilkan ke delapan unsur itu.

Produksi Pengolahan Limbah Padat Kelapa Sawit Sebagai Pakan Ternak Secara Alami

Berlangsungnya memproduksi biogas POME meski memanfaatkan bantuan bakteri, tetap terjadi dengan cara alami. Produksi pengolahan limbah pabrik kelapa sawit memanfaatkan adanya dari mikroorganisme untuk dapat memudahkan penguraian limbah yang tergolong organic. Substrat diperlukan pada konversi biologis anaerobic biogas antara lain senyawa organic, cairan, padatan, tanaman sebagai residu dan energy. Untuk residu sebagai sebuah substrat ini, diantaranya yaitu residu industry, residu pertanian, hingga residu rumah tangga. Lalu semua substrat itu dikonversi dengan kondisi anaerobic serta menghasilkan empat produk.

Pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pakan ternak harus di kondisikan secara anaerob. Karena produksi biogas POME ini menjadi lebih selektif dengan kondisi tersebut. Dari gas metana dihasilkan masih ada sisa limbah cair kelapa sawit. Limbah ini mempunyai kandungan nitrogen dan fosfor tinggi. Hingga hasil pengolahan POME tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai biogas, tetapi sisa limbah ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.

Pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pakan ternak untuk pakan ternak banyak sekali diterapkan. Penggantian dedak padi dengan lumpur sawit. Sehingga sangat penting untuk pakan ternak karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi ternak tersebut, bahkan kecenderungan kadar protein menjadi meningkat.