Manfaat Tenaga Biogas Kelapa Sawit

Perusahaan perkebunan sawit sudah mampu untuk mengubah cair sawit menjadi energy pembangkit listrik tenaga biogas kelapa sawit. Berdasarkan Direktur Asia Agri Freddy Widjaya, pihaknya sudah mendirikan pabrik Biogas sebagai salah satu solusi untuk pengelolaan limbah pabrik sawit, diproses menjadi sebuah alternatif energy hijau untuk mendukung kebutuhan listrik.

“Biogas pabrik kelapa sawit didirikan oleh Asia Agri adalah bentuk tanggng jawab terhadap kelestarian sekitar. Tidak hanya menjalankan bisnis perusahaan, kami juga berusaha supaya limbah dari pengolahan sawit bisa menjadi sebuah hal memberikan manfaat untuk lingkungan serta masyarakat.” Fredid Wisjaya di Kawasan Industri Asia Agri, Pekanbaru, Riau.

Fredid juga menjelaskan, selain digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan energy pengoperasian pabrik, listrik dihasilkan oleh biogas bisa dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik yang terdapat disekitar lingkungan pabrik dan masyarakat. Untuk membangun pabrik, sudah menguncrkan dana sebesar 4,7 juta dollar AS. Sampai sekarang, Asian Agri sudah membangun 5 pembangkit listrik tenaga biogas di Riau, jambi, serta Sumatera Utara, masing-masing PLTB sanggup menghasilkan 2 MW lisrtik.

Kebutuhan operasional pabrik, listrik dibutuhkan yaitu sekitar 700 kilo watt sehingga masih terdapat sisa listrik excess power sebesar 1,3 MW. “seandainya satu rumah yang sederhana membutuhkan 900 watt, maka kelebihan listrik tersebut yaitu bisa dimanfaatkan lebih dari 7ribu rumah, berarti terdapat banyak kebutuhan listrik perumahan rakyat bisa di dukung oleh pabrik Biogas,” pungkasnya.

Komponen Terhadap Pembangkit Listrk Tenaga Biogas Kelapa Sawit

Proses produksi limbah cair kelapa sawit menjadi biogas berlangsung tanpa terdapat oksigen atau anaerob. Kolam yang tertutup digunakan untuk tempat menyimpan biogas dari limbah kelapa sawit. Pabrik juga harus mengupayakan serta menyediakan lahan yang khusus untuk adanya kolam yang tertutup anaerobic. Biogas diproduksi dari limbah sawit sangat memiliki potensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biogas / PLTB yang dimanfaatkan untuk pabrik sawit sendiri maupun menjualnya terhadap PLN. Dibawah ini komponen PLTB.

Komponen system bio digester

Terdapat tiga tahapan pada komponen system bio digester PLTB proses membut biogas sawit. Tahap pertama yaitu pengolahan awal, penyaringan kotoran atau serat yang tergolong partikel memiliki ukuran yang besar. Limbah cair sawit akan digiring menuju kolam yang tertutup menjadi tempat bio digester. System bio digester sendiri tidak boleh ada udara dan air sedikitpun. Mengingat dengan proses pada produksi pemanfaatan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas dilakuan dengan anaerobic.

Pabrik sawit melakukan pengolahan POME sehingga menjadi biogas melalui komponen aliran yang menentukan laju aliran POME, kapasitas COD hingga HRT. Melalui system yang satu ini proses penguraian POME terjadi hingga terbentuklah biogas dan slurry atau disebut juga dengan residu. Berikutnya yaitu proses pengaliran biogas ke flare untuk pembakaran / pengolahan gas.

Komponen scrubber hidrogent sulfide

Produksi gas engine pembuatan biogas dari limah kelapa sawit yang harus memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 200 ppm. Supaya biogas diproduksi bisa memenuhi persyaratan tersebut, maka konsentrasi dari hydrogen sulfide diturunkan. Baru sesudah biogas dari POME bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik misalnya PLTB. Tujuan dari penurunan kadar hydrogen sulfide yaitu supaya operasi bisa berjalan dengan optimal, usia gas engine menjadi lebih panjang, dan supaya tidak terjadi korosi.

Proses terjadi pada scrubber hydrogen sulfide supaya kondisi anaerob, adanya senyawa sulfat diubah menjadi senyawa hydrogen sulfide, lalu dengan adanya bantuan bakteri sulfir oksidasi itu diubah sehingga menjadi senyawa sulfat. Pemanfaatan limbah sawit untuk biogas yang memiliki scrubber hydrogen sulfide biasanya dapat memangkas biaya operasional biogas cenderung lebih tinggi.